“BAIK
DAN BURUK MENURUT BEBERAPA ALIRAN”
KELOMPOK
2
1.
IIS
IHSANI
2.
PIPIT
LATIFAH
PROGRAM
STUDI : PGMI-A
SEMESTER
4
INSTITUT
AGAMA ISLAM BUNGA BANGSA CIREBON
Jalan
Widarasari III Tuparev-Cirebon
Telp. 0231-246215
Tahun 2016/2017
KATA
PENGANTAR
Puji Syukur penulis ucapkan kepada Allah SWT. atas
semua rahmat, taufiq dan hidayah serta inayah-Nya, penulis dapat menyelesaikan
makalah ini dengan baik tanpa adanya halangan yang melanda. Tak lupa sholawat dan salam tetap tercurahkan kepada
Rasulullah SAW. yang telah menyelamatkan kita dari jalan yang gelap menuju
jalan yang terang.
Makalah ini dibuat untuk memenuhi salah satu Tugas
Mata Kuliah Akhlak Tasawuf. Dalam makalah ini akan dibahas mengenai “Baik
dan Buruk Menurut Beberapa Aliran.” Makalah ini diharapkan dapat membantu para
mahasiswa pada umumnya sebagai penambah pengetahuan dan pemahaman tentang baik dan
buruk menurut beberapa aliran seperti Naturalisme, Vitalisme, Utilitarisme,
Hedonisme, Sosialisme dan Islam.
Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada pihak-pihak yang telah mendukung dalam pembuatan makalah ini. Penulis menyadari bahwa dalam makalah ini masih banyak terdapat kekurangan. Oleh karena itu, penulis mengharapkan saran dan kritik demi kesempurnaan makalah ini.
Cirebon, 14 Januari 2016
Penulis
DAFTAR
ISI
KATA
PENGANTAR..................................................................................... i
DAFTAR
ISI..................................................................................................... ii
BAB I
PENDAHULUAN................................................................................ 1
A.
Latar
Belakang Masalah............................................................................ 1
B.
Rumusan
Masalah...................................................................................... 2
C.
Tujuan
Penulisan Makalah........................................................................ 2
BAB II
PEMBAHASAN.................................................................................. 3
A.
Pengertian
Baik dan Buruk....................................................................... 3
1.
Pengertian
Baik...................................................................................... 3
2.
Pengertian
Buruk................................................................................... 4
B.
Sifat
Baik dan Buruk.................................................................................. 4
C.
Beberapa
Aliran Baik dan Buruk............................................................. 5
1.
Naturalisme............................................................................................. 5
2.
Vitalisme.................................................................................................. 5
3.
Utilitalisme
(Teori Moral)...................................................................... 6
4.
Hedonisme............................................................................................... 7
5.
Sosialisme
(Adat-Istiadat)...................................................................... 8
6.
Islam........................................................................................................ 9
BAB III
PENUTUP.......................................................................................... 12
A.
Kesimpulan.................................................................................................. 12
B.
Saran............................................................................................................ 12
DAFTAR
PUSTAKA...................................................................................... 13
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang Masalah
Dari
makalah yang berjudul “Baik dan Buruk Menurut Beberapa Aliran” ini maka latar
belakang masalahnya adalah sebagai berikut:
Baik dan
buruk merupakan dua istilah yang banyak digunakan untuk menentukan suatu
perbuatan yang dilakukan seseorang. Kata baik dan buruk mengandung pengertian value
(nilai), yang artinya kedua kata tersebut berfungsi sebagai keterangan
kualitas, karena merupakan kata sifat yang bertugas menjelaskan atau menilai
sesuatu.
Baik dan
buruk adalah persoalan yang pertama kali muncul di kalangan para filsuf Yunani.
Persoalan ini pula yang menjadi pembicaraan utama dalam kajian ilmu akhlak dan
ilmu estetika. Bahkan, setiap filsuf hampir membicarakan persoalan ini,
terutama para filsuf dari kalangan Marxisme. Di kalangan para teolog, persoalan
ini memunculkan perdebatan yang sengit diantara aliran-aliran. Mu’tazilah,
umpamanya berpendapat bahwa akal manusia mampu membedakan mana yang baik dan
buruk. Ini berbeda dengan aliran Ahlus Sunnah wa Jamaah, diantaranya
Asy’ariyyah. Mereka berpendapat bahwa menentukan baik dan buruk mutlak
merupakan otoritas wahyu, bukan domain akal.
Pembicaraan
mengenai baik dan buruk penting karena dua alasan. Pertama, persoalan ini
menjadi pembahasan utama ilmu akhlak sekaligus menjadi inti keberagaman
seseorang. Kedua, mengetahui pandangan Islam tentang persoalan ini di tengah
maraknya berbaga aliran yang memperbincangkan persoalan ini.
Pemahaman
kata baik dan buruk sangat subyektif, karena diukur dengan perasaan individu,
tujuan dan penilaian individu. Demikian juga menurut analisis etika, karena
yang menjadi parameternya adalah tujuan yang dicita-citakan individu. Padahal,
antar individu di dunia ini (berdasarkan ragam budaya, suku, orientasi dan juga
agama) jelas tidak dapat disamakan. Oleh sebab itu, konsep baik dan burukpun
menjadi relatif.
Misalnya,
baik menurut umat Islam, dalam kasus menyembelih binatang qurban sapi adalah
jelas-jelas dinilai buruk oleh orang Hindu. Demikian juga orang Hindu yang
membakar mayat dalam rangka pencapaian kebaikan si mayit untuk bersatu dengan
Dewa Api Suci dinilai sangat buruk dan bahkan sebuah kejahatan menurut
pandangan Islam.
Oleh
sebab itu, sangat perlu dicari tentang pedoman, acuan, ukuran atau parameter
yang menilai baik dan buruknya sesuatu perbuatan atau tingkah laku tersebut.
Dalam makalah ini akan dijelaskan tentang berbagai pandangan tentang baik dan
buruknya suatu tindakan menurut aliran Islam dan aliran di luar Islam.
B.
Rumusan
Masalah
Dari
penjelasan latar belakang masalah di atas, maka rumusan masalahnya adalah:
1.
Apa pengertian baik
dan buruk?
2.
Apa saja aliran
baik dan buruk?
3.
Bagaimana sifat
baik dan buruk?
4.
Bagaimana pandangan
baik dan buruk menurut beberapa aliran?
C.
Tujuan
Penulisan Makalah
Tujuan
penulisan makalah ini adalah untuk menggambarkan bagaimana penilaian baik dan
buruk, mengetahui sifat baik dan buruk dalam perpesktif beberapa aliran
diantaranya Naturalisme, Vitalisme, Utilitarisme, Hedonisme, Sosialisme dan
Islam.
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Pengertian
Baik dan Buruk
1.
Pengertian
Baik
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), baik artinya
elok; patut; teratur (apik, rapi, tidak ada celanya, dan sebagainya).
(dikutip
dari kbbi.web/id/baik)
Pengertian baik secara bahasa
adalah terjemahan dari kata khoir dalam bahasa Arab atau good
dalam bahasa Inggris. Louis Ma’luf dalam kitab Munjid, mengatakan bahwa yang
disebut baik adalah sesuatu yang telah mencapai kesempurnaan. Selanjutnya, yang
baik itu juga adalah sesuatu yang mempunyai nilai kebenaran atau nilai yang
diharapkan dan memberikan kepuasan. Yang baik itu juga sesuatu yang sesuai
dengan keinginan. Dan yang disebut baik adalah sesuatu yang mendatangkan
rahmat, memberikan perasaan senang atau bahagia. Adapula yang berpendapat bahwa
yang disebut baik atau kebaikan adalah sesuatu yang diinginkan, diusahakan dan
menjadi tujuan manusia. Tingkah laku manusia adalah baik, apabila hal tersebut
menuju kesempurnaan manusia. Sedangkan kebaikan disebut nilai (value)
apabila kebaikan itu bagi seseorang menjadi kebaikan yang konkrit.
Dari beberapa kutipan di atas,
menggambarkan bahwa yang disebut baik adalah segala sesuatu yang berhubungan
dengan luhur, bermartabat, menyenangkan dan disukai manusia. Dengan mengetahui
sesuatu yang baik, maka akan mempermudah dalam mengetahui yang buruk.
(dikutip
dari vidaraesa-uinsuka.blogspot.com2013/11/makalah-akhlak-tasawuf-baik-buruk-dari.html)
2.
Pengertian
Buruk
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), buruk artinya rusak
atau busuk karena sudah lama; jahat; tidak menyenangkan; tidak cantik, tidak elok,
jelek.
(dikutip
dari kbbi.web/id/buruk)
Pengertian buruk secara bahasa adalah terjemahan dari kata syarr
dalam bahasa Arab atau bad dalam bahasa Inggris. Kata buruk diartikan
dengan sesuatu yang tidak baik, tidak seperti seharusnya, tak sempurna dalam
kualitas, di bawah standar, kurang dalam nilai, keji, jahat, tidak bermoral dan
perbuatan yang bertentangan dengan norma-norma masyarakat yang berlaku. Dengan
demikian, yang dikatakan buruk itu adalah sesuatu yang dinilai sebaliknya dari
yang baik.
Definisi di atas, memberikan
kesan bahwa sesuatu yang disebut baik atau buruk itu sangat relatif, karena
tergantung pada pandangan dan penilaian masing-masing yang merumuskan. Dengan
demikian nilai baik atau buruk menurut pengertian tersebut bersifat relatif dan
subyektif, karena bergantung kepada individu yang menilainya.
Dalam mendefiniskan baik atau
buruk, setiap orang pasti berbeda-beda. Sebab penentu baik atau buruk, yaitu
Tuhan dan manusia, wahyu dan akal, agama dan filsafat.
(dikutip
dari vidaraesa-uinsuka.blogspot.com2013/11/makalah-akhlak-tasawuf-baik-buruk-dari.html)
B.
Sifat
Baik dan Buruk
Sifat
baik dan buruk yang didasarkan pada pandangan filsafat adalah sesuai dengan
sifat dari filsafat itu sendiri, yaitu berubah, relatif nisbi dan tidak
universal. Dengan demikian sifat baik dan buruk yang dihasilkan berdasarkan
pemikiran filsafat tersebut menjadi relatif dan nisbi, yaitu dapat terus
berubah. Sifat baik dan buruk tersebut yang dikemukakan sifatnya subyektif,
lokal dan temporal. Oleh karena itu nilai baik dan buruk juga sifatnya relatif.
(dikutip dari vidaraesa-uinsuka.blogspot.com2013/11/makalah-akhlak-tasawuf-baik-buruk-dari.html)
C.
Beberapa
Aliran Baik dan Buruk
Perkembangan
pemikiran manusia selalu berubah, begitu juga patokan yang digunakan orang
untuk menentukan baik dan buruk manusia. Keadaan yang demikian ini menurut
Poedjawijatna terpengaruh oleh pandangan filsafat tentang manusia yaitu
antropologia metafisika.
Terdapat
beberapa aliran dalam penilaian baik dan buruk, yaitu sebagai berikut:
1.
Naturalisme
Menurut
aliran ini dalam menjadi tolak ukuran baik dan buruk adalah apakah sesuai
dengan keadaan alam. Apabila alami maka dikatakan baik, sedangkan apabila tidak
alami maka dipandang buruk. Jean Jack Rousseau mengemukakan bahwa kemajuan
pengetahuan dan kebudayaan adalah menjadi perusak alam semesta, maka itu
digolongkan menjadi buruk bagi paham ini. Paham ini lebih mementingkan menyatu
dengan alam, dalam melakukan seluruh aktifitasnya dan memenuhi seluruh
kebutuhannya. Mereka lebih suka menyatu dengan alam sekitarnya. Contoh
orang-orang yang masih memeluk paham ini adalah orang-orang suku pedalaman.
(dikutip
dari yahya29zulkarnain.blogspot.com/2012/04/penilaian-baik-dan-buruk-dari-berbagai.html)
2.
Vitalisme
Aliran
ini merupakan bantahan terhadap aliran naturalisme sebab menurut paham
vitalisme yang menjadi ukuran baik dan buruk itu bukan alam tetapi vitae
atau hidup (yang sangat diperlukan untuk hidup). Aliran ini terdiri dari dua
kelompok, yaitu vitalisme pessimistis (negative vitalis) dan vitalis optimisme.
Kelompok vitalisme pessimistis dikenal dengan ungkapan homo homini lupus
yang artinya manusia adalah serigala bagi
manusia lain. Sedangkan menurut kelompok vitalis optimisme, perang
adalah halal, sebab orang yang berperang itulah (yang menang) yang akan
memegang kekuasaan. Tokoh terkenal aliran vitalisme adalah F. Niettsche.
(dikutip
dari yahya29zulkarnain.blogspot.com/2012/04/penilaian-baik-dan-buruk-dari-berbagai.html)
Paham
ini berpendapat bahwa yang baik adalah yang mencerminkan kekuatan dalam hidup
manusia. Kekuatan dan kekuasaan yang menaklukan orang lain yang lemah dianggap
baik. Paham ini lebih cenderung pada sikap binatang, dan berlaku hukum siapa
yang kuat dan menang itulah yang baik. Paham ini pernah dipraktekkan oleh para
penguasa di zaman feodalisme terhadap kaum yang lemah, tertindas dan bodoh.
Dengan kekuatan dan kekuasaan yang dimiliki, ia dapat mengembangkan pola hidup
feodalisme kolonialisme dan diktator. Kekuatan dan kekuasaan menjadi lambang
dan status sosial untuk dihormati. Ucapan, perbuatan dan aturan yang
dikeluarkan menjadi pegangan masyarakat meskipun salah.
Dalam
masyarakat yang sudah maju, dimana ilmu pengetahuan dan teknologi sudah banyak
dikuasai oleh masyarakat, maka paham vitalisme tidak akan mendapat tempat lagi,
kemudian beralih dengan sifat demokratis.
(dikutip
dari vidaraesa-uinsuka.blogspot.com2013/11/makalah-akhlak-tasawuf-baik-buruk-dari.html)
3.
Utilitarisme
(Teori Moral)
Secara
bahasa utilitis berarti berguna. Paham ini berpendapat bahwa yang baik adalah
yang berguna. Kalau ukuran ini berlaku bagi perorangan disebut individual, dan
jika berlaku bagi masyarakat dan negara disebut sosial. Paham ini mendapatkan
perhatian di zaman sekarang. Di abad sekarang ini, kemajuan di bidang teknologi
meningkat tajam dan kegunaanlah yang menentukan segala sesuatunya. Kelemahannya
paham ini adalah adanya hanya melihat kegunaan dari sudut materialistik.
Misalkan,
orang tua jompo semakin kurang mendapatkan penghargaan, karena secara material
sudah tidak lagi berguna. Padahal kedua orang tua tetap berguna untuk dimintai
nasihat, doa dan pengalaman masa lalu yang sangat berharga.
Paham ini juga
menjelaskan arti kegunaan tidak hanya berhubungan dengan materi, melainkan
melalui sifat rohani yang bisa diterima akal. Dan kegunaan bisa diterima jika
yang digunakan itu hal-hal yang tidak menimbulkan kerugian bagi orang lain. Di
sini Nabi juga menilai bahwa orang yang baik adalah orang yang banyak memberi
manfaat kepada orang lain (HR. Bukhari).
(dikutip
dari vidaraesa-uinsuka.blogspot.com2013/11/makalah-akhlak-tasawuf-baik-buruk-dari.html)
4.
Hedonisme
Aliran
ini adalah aliran filsafat yang bersumber pada pemikiran filsafat Yunani Kuno.
Terutama pemikiran filsafat Epicurus (341-270 SM) kemudian dikembangkan oleh
Cyrenics, berikutnya dikembangkan oleh Freud. Menurut paham ini, bahwa
perbuatan yang baik adalah perbuatan yang banyak mendatangkan kelezatan,
kenikmatan dan kepuasan nafsu biologis.
Aliran
ini tidak mengatakan bahwa semua perbuatan mengandung kelezatan, melainkan ada
pula yang mendatangkan kepedihan dan kesengsaraan. Epicurus sebagai peletak
dasar paham ini mengatakan bahwa kebahagiaan atau kelezatan itu adalah tujuan
semua manusia hidup di dunia. Tidak ada kebaikan dalam hidup selain kelezatan
dan tidak ada keburukan kecuali penderitaan. Sedangkan akhlak adalah berbuat
untuk menghasilkan kelezatan, kemuliaan dan kebahagiaan. Keutamaan tidak
mempunya nilai tersendiri melainkan
nilainya terletak pada kelezatan yang mengiringinya.
Di sini, Epicurus
lebih mementingkan kelezatan akal dan rohani daripada kelezatan badan. Yang
dapat merancang dan merencanakan kelezatan itu adalah akal dan jiwa (rohani).
Oleh karena itu kelezatan akal dan jiwa lebih lama dan lebih kekal daripada
kelezatan badan. Tahap berikutnya, paham Hedonisme ada dua corak, yaitu pertama
adalah individual dan kedua adalah universal. Corak pertama berpendapat bahwa
yang dipentingkan terlebih dahulu adalah mencari kelezatan dan kepuasan
sebesar-besarnya untuk dirinya sendiri (individualistik). Sedangkan corak kedua
memandang bahwa perbuatan yang baik adalah yang mementingkan kebahagiaan untuk
kebutuhan sesama manusia atau orang banyak bahkan semua makhluk yang
berperasaan. Sejalan dengan paham ini, maka perbuatan yang dianggap baik dan
utama apabila perbuatan itu menghasilkan kebahagiaan bersama. Berlaku benar
misalnya menjadi utama karena ia menghasilkan kebahagiaan bagi masyarakat dan
kita dapat mempercayai orang lain, karena orang tersebut menunjukkan sikap yang
benar.
(dikutip
dari vidaraesa-uinsuka.blogspot.com2013/11/makalah-akhlak-tasawuf-baik-buruk-dari.html)
5.
Sosialisme
(Adat-Istiadat)
Baik dan
buruk menurut aliran ini ditentukan berdasarkan adat istiadat yang berlaku dan
dipegangi oleh masyarakat. Orang yang mengikuti dan berpegang teguh pada adat
dipandang baik, dan orang yang menentang tidak mengikuti adat-istiadat
dipandang buruk dan mendapat hukuman secara adat. Adat-istiadat selanjutnya
dipandang sebagai pendapat umum. Ahmad Amin mengatakan bahwa tiap bangsa atau
daerah mempunyai adat tertentu mengenai baik dan buruk.
Di masyarakat akan
kita jumpai adat-istiadat yang berkenaan dengan cara berpakaian, makan, minum
dan sebagainya. Orang yang mengikuti cara yang demikian itulah yang dianggap
orang baik, dan orang yang mengingkarinya adalah orang yang buruk. Kelompok
yang menilai baik dan buruk menurut adat ini dalam pandangan filsafat dikenal
dengan aliran sosialisme. Paham ini muncul dari anggapan karena masyarakat itu
terdiri dari manusia, maka masyarakatlah yang menentukan nilai baik dan buruk
perbuatan manusia itu sendiri. Karena hakikat dari adat itu sendiri sebenarnya
adalah produk budaya manusia yang sifatnya nisbi dan relatif, maka nilai baik
dan buruk tersebut juga sangat relatif juga.
(dikutip
dari vidaraesa-uinsuka.blogspot.com2013/11/makalah-akhlak-tasawuf-baik-buruk-dari.html)
6.
Islam
Menurut
ajaran Islam penentuan baik dan buruk harus didasarkan pada petunjuk al-Quran
dan al-Hadits. Jika kita perhatikan al-Quran dan Haduts dapat dijumpai berbagai
istilah yang mengacu kepada baik dan ada pula yang mengacu kepada yang buruk.
Di antara istilah yang mengacu kepada yang baik misalnya al-hasanah, at-thayyibah,al-khairah,
al-karimah,al-mahmudah, dan al-birr.
·
Al-hasanah
sebagaimana dikemukakan oleh Al-raghib al-Asfahani adalah suatu istilah yang
digunakan untuk menunjukkan sesuatu yang disukai atau dipandang baik. Al-hasanah
terbagi menjadi 3 bagian, pertama hasanah dari segi akal, kedua hasanah
dari segi hawa nafsu/keinginan dan hasanah dari segi pancaindera.
·
At-thayyibah khusus
digunakan untuk menggambarkan sesuatu yang memberikan kelezatan kepada
pancaindera dan jiwa seperti makan dan sebagainya.
·
Al-khair
digunakan untuk menunjukkan sesuatu yang baik oleh seluruh umat manusia,
seperti berakal, adil, keutamaan dan segala sesuatu yang bermanfaat.
·
Al-karimah digunakan
untuk menunjukkan pada perbuatan dan akhlak yang terpuji yang ditampakkan dalam
kenyataan hidup sehari-hari. Selanjutnya kata al-karimah biasanya
digunakan untuk menunjukkan perbuatan terpuji yang skalanya besar, seperti
menafkahkan harta di jalan Allah, berbuat baik kepada kedua orang tua, dan
sebagainya.
·
Al-mahmudah
digunakan untuk menunjukkan sesuatu yang utama sebagai akibat dari melakukan
sesuatu yang disukai oleh Allah SWT., dengan demikian kata al-mahmudah
lebih menunjukkan pada kebaikan yang bersifat batin dan spiritual.
·
Al-birr
digunakan untuk menunjukkan pada upaya memperluas atau memperbanyak melakukan
perbuatan yang baik. Terkadang digunakan sebagai sifat Allah, dan terkadang
juga untuk sifat manusia. Jika kata tersebut digunakan untuk sifat Allah, maka
maksudnya adalah bahwa Allah memberikan balasan pahala yang besar, dan jika
digunakan untuk manusia maka yang dimaksud adalah ketaatannya.
Adanya berbagai istilah kebaikan
yang demikian variatif yang diberikan al-Quran dan Hadits itu menunjukkan bahwa
penjelasan tentang sesuatu yang baik menurut ajaran Islam jauh lebih lengkap
dan komprehensif dibandingkan dengan arti kebaikan yang dikemukakan oleh
paham-paham sebelumnya (selain Islam). Berbagai istilah yang mengacu pada
kebaikan itu menunjukkan bahwa kebaikan dalam pandangan Islam meliputi kebaikan
yang bermanfaat bagi fisik, akal, rohani, jiwa, kesejahteraan di dunia dan
akhirat serta akhlak yang mulia.
Untuk menghasilkan kebaikan yang
demikian, Islam memberikan tolak ukur yang jelas, yaitu selama perbuatan yang
dilakukan itu ditujukan untuk mendapatkan keridhoan Allah yang dalam
pelaksanaannya dilakukan dengan ikhlas.
Selanjutnya, dalam menentukan
perbuatan yang baik dan buruk, Islam memperhatikan kriteria lainnya yaitu dari
segi cara melakukan perbuatan itu. Seseorang yang berniat baik, tapi dalam
melakukannya dengan menempuh cara yang salah, maka perbuatan itu dipandang
buruk/tercela.
Selain itu perbuatan yang
dianggap baik oleh Islam juga adalah perbuatan yang sesuai dengan petunjuk
al-Quran dan al-Hadits, dan perbuatan yang buruk adalah perbuatan yang
bertentangan dengan al-Quran dan al-Hadits. Namun demikianlah, al-Quran dan
al-Hadits bukanlah sumber ajaran yang ekslusif atau tertutup. Kedua sumber itu
bersikap terbuka untuk menghargai bahkan menampung pendapat akal pikiran,
adat-istiadat dan sebagainya yang dibuat manusia, dengan catatan semuanya itu
tetap sejaan dengan petunjuk al-Quran dan al-Hadits. Ketentuan baik dan buruk
yang didasarkan pada logika dan filsafat dengan berbagai alirannya tertampung
dalam istilah etika, atau ketentuan baik dan buruk yang didasarkan atas istilah
adat-istiadat tetap diakui dan dihargai keberadaannya. Ketentuan baik dan buruk
yang terdapat pada etika dan moral dapat digunakan sebagai sarana dan alat
untuk menjabarkan ketentuan baik dan buruk yang ada di dalam al-Quran.
(dikutip
dari ajiraksa.blospot.com/2011/05/akhlak-tasawuf-baik-dan-buruk-menurut.html)
BAB III
PENUTUP
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Dari kajian yang terdapat dalam
makalah ini maka dapat disimpulkan bahwa sesuatu yang disebut baik atau buruk
itu sangat relatif, karena tergantung pada pandangan dan penilaian
masing-masing yang merumuskan. Dengan demikian nilai baik atau buruk menurut pengertian
tersebut bersifat relatif dan subyektif, karena bergantung kepada individu yang
menilainya.
Dalam mendefiniskan baik atau
buruk, setiap orang pasti berbeda-beda. Sebab penentu baik atau buruk, yaitu
Tuhan dan manusia, wahyu dan akal, agama dan filsafat.
Sifat
baik dan buruk yang didasarkan pada pandangan filsafat adalah sesuai dengan
sifat dari filsafat itu sendiri, yaitu berubah, relatif nisbi dan tidak
universal. Dengan demikian sifat baik dan buruk yang dihasilkan berdasarkan
pemikiran filsafat tersebut menjadi relatif dan nisbi, yaitu dapat terus
berubah. Sifat baik dan buruk tersebut yang dikemukakan sifatnya subyektif,
lokal dan temporal. Oleh karena itu nilai baik dan buruk juga sifatnya relatif.
Terdapat
beberapa aliran dalam penilaian baik dan buruk, diantaranya adalah Naturalisme,
Vitalisme, Hedonisme, Sosialisme dan Islam.
B.
Saran
Dari
penulisan makalah ini pembaca disarankan dalam menentukan baik dan buruk segala
sesuatu agar berpegang pada al-Quran dan al-Hadits yang menjadi pedoman hidup
yang berlaku sepanjang masa, yang mana keduanya saling berperan dan
mempengaruhi satu sama lain sehingga tidak dapat dipisahkan karena al-Hadits
sebagai penjelas dan al-Quran sebagai penguat.
DAFTAR
PUSTAKA
Ø Esa, Vidara. 2013. Makalah Akhlak-Tasawuf Baik Buruk dari
Berbagai Pandangan. (online) vidaraesa-uinsuka.blogspot.com/2013/11/makalah-akhlak-tasawuf-baik-buruk-dari.html
diakses pada Kamis, 14 Januari 2016 pukul 10.35 WIB
Ø Raksa, Aji. 2011. Akhlak Tasawuf: Baik dan Buruk Menurut Ajaran
Islam. (online) ajiraksa.blospot.com/2011/05/akhlak-tasawuf-baik-dan-buruk-menurut.html
diakses pada Kamis, 14 Januari 2016 pukul 13.05 WIB
Ø Setiawan, Ebta. 2015. Arti Kata Baik. (online) kbbi.web/id/baik
diakses pada Kamis, 14 Januari 2016 pukul 11.00
WIB
Ø Setiawan, Ebta. 2015. Arti Kata Buruk. (online) kbbi.web/id/buruk
diakses pada Kamis, 14 Januari 2016 pukul 10.10 WIB
Ø Zulkarnain, Yahya. 2012. Penilaian Baik dan Buruk dari Berbagai
Aspek. (online) yahya29zulkarnain.blogspot.com/2012/04/penilaian-baik-dan-buruk-dari-berbagai.html
diakses pada Kamis, 14 Januari 2016 pukul 11. 13 WIB
Assalamu'alaikum.. salam kenal ka dari saya.. saya juga jurusan PGMI.. blog kaka bagus..
BalasHapus