Created by: IIS IHSANI
Suatu hari, di ruang kelas 8B tepatnya salah satu kelas yang terdapat di SMP Negeri 1 terdengar sangat gaduh dan ramai karena tidak ada guru.
Suatu hari, di ruang kelas 8B tepatnya salah satu kelas yang terdapat di SMP Negeri 1 terdengar sangat gaduh dan ramai karena tidak ada guru.
(tiba-tiba)
“Assalammualaikum.” Terdengar suara seorang guru masuk ke dalam
kelas 8B dan spontan memecah kegaduhan yang ada di kelas tersebut.
“Waalaikumsallam.” Jawab anak-anak serentak.
“Anak-anak, kalian akan mempunyai teman baru. Dia pindahan dari SMP
Negeri 2.” Papar Ibu Tina, wali kelas 8B.
“Waah.. siapa bu siapa?” Tanya anak-anak penasaran.
“Perempuan atau laki-laki bu.” Tanya salah satu anak, Rino.
“Laki-laki, Rino.” Jawab Ibu guru.
“Yaahh.. aku kira perempuan, Bu.” Ucap Rino setengah nyengir.
“Huuu.” Sorak seisi kelas kepada Rino.
“Murid barunya ganteng enggak, Bu?” Tanya Mira sedikit centil.
“Hm.. kamu ini.” Jawab Ibu Tina sambil menghela nafas.
(Ibu Tina menghampiri pintu dan memanggil murid tersebut untuk
masuk dan memperkenalkan diri)
“Perkenalkan, nama saya Sammy Aprilio, panggil saja saya Sam. Saya
pindahan dari SMP Negeri 2. Saya tinggal di Cikarang. Senang mengenal kalian.”
Tukas Sammy sambil tersenyum kepada teman-teman barunya.
“Hai Sam, nama aku Mira. Salam kenal ya.” Ucap Mira sambil
tersenyum.
“Iya, salam kenal juga ya Mira.” Jawab Sammy.
“Sammy, kamu duduk di sana dengan Edo.” Ucap Ibu guru kepada Sammy
sambil menunjuk bangku bagian pojok sebelah timur.
“Iya, Bu.” Jawab Sammy, lalu ia langsung duduk dengan Edo.
“Oke anak-anak, kita mulai saja pelajaran kali ini.” Ucap Ibu Tina
sambil membuka pelajaran Bahasa Indonesia.
“Eh, Ra.” Ujar Adel berbisik sambil menyenggol Tira. “Si Sammy tuh
saudara aku tahu.” Tambah Adelia, teman sebangku Tira.
“Oh ya?” Jawab Tira dengan nada tak percaya. “Tapi kok enggak mirip
sama kamu ya?” Ucap Tira setengah meledek Adel.
“Ah kamu ini, namanya juga saudara masa harus mirip kan aku sama
dia bukan kembar.” Tukas Adel sedikit kesal.
“Hahahaha.” Jawab Tira sambil tertawa.
*tengtengteng* Suara lonceng tanda istirahat berbunyi, semua siswa
terlihat menampakan wajah berseri bahagia.
(Tiba-tiba)
“Adeeeeel.” Terdengar suara seorang anak laki-laki menyapa Adel.
Adel menoleh ke arah suara tersebut, “Eh, Sammy.” Jawab Adelia.
“Del, aku pinjam jadwal pelajaran dong.” Ucap Sammy dengan mata
sedikit melirik ke arah Tira yang sedang duduk di samping Adel sambil
melemparkan senyum.
“Iya boleh, nanti sore kamu ke rumahku saja, Sam.” Ujar Adel.
“Iya, Del.” Ucap Sammy. “Aku boleh duduk bareng kalian” tambah
Sammy kepada Adel dan Tira.
“Oh iya boleh.” Jawab Tira dan Adel.
“Hey.. Nama kamu siapa?” Tanya Sammy sambil mengulurkan tangan
kanannya ke arah Tira sambil tersenyum.
“Namaku Tira Shidqia.” Jawab Tira sambil membalas uluran tangan
Sammy yang meminta berkenalan kepadanya.
“Senang berkenalan denganmu, Tira.” Ucap Sammy kepada Tira.
“Iya, Sam sama-sama.” Tukas Tira.
“Kalian istirahat enggak ke kantin, memang enggak lapar?” Tanya
Sammy kepada Tira dan Adel.
“Emang kenapa, kamu mau traktir kita makan memangnya?” Ucap Adel
bercanda.
“Memang kalian mau?” Tanya Sammy lagi.
“Ya mau dong, hahaha.” Jawab Adel.
“Yaudah ayo ke kantin, aku traktir.” Ajak Sammy yang sedari tadi
memperhatikan Tira.
“Serius kamu, Sam? Pasti ada maunya ya traktir kita?” Tanya Adel
curiga.
“Ya ampun, Del. Fikirannya negatif terus sih kalau sama aku.” Jawab
Sammy membela diri.
“Habis biasanya kamu begitu.” Ledek Adel kepada Sammy.
“Kali ini enggak, Del. Aku ikhlas traktir kalian.” Ucap Sammy
serius. “Ayo.” Tambah Sammy sambil berdiri dan mengajak Tira dan Adel menuju
kantin.
(di kantin)
“Tir, kamu mau makan apa?” Tanya Sammy.
“Aku.. aku sih gimana kalian aja.” Jawab Tira sambil tersenyum.
“Aduh.. Tira aja nih yang ditawarin?” Tukas Adel dengan nada
sedikit kesal dan meledek. “Wah, jangan jangan..” tambah Adel sambil nyengir.
“Ih apaan sih, Del.” Jawab Tira dan Sammy serentak sehingga membuat
mereka saling berpandangan.
“Tuh kan bisa barengan gitu, ciee..” Ledek Adel kepada Tira dan
Sammy.
“Ih Adel...” Ucap Tira dengan gemas sambil mencubit paha Adel.
Adel hanya tertawa melihat sahabatnya salah tingkah dan mukanya
memerah.
(Di rumah, Tira sedang asyik mendengarkan musik kesukaannya. Lagu
Fatin Shidqia Lubis-Dia Dia Dia tiba-tiba terdengar suara nada tanda pesan
masuk di handphone-nya)
|
“Siapa ini yang sms?” Ucap Tira saat
membaca pesan masuk di handphone-nya dengan nomor yang tidak tercantum di
kontaknya.
Lalu Tira mengetikkan balasan kepada nomor tersebut “Maaf ini
siapa?”
Beberapa waktu kemudian, terdengar suara tanda pesan masuk balasan
dari nomor yang tidak dikenal tadi.
“Sammy.” Ucap Tira saat membaca pesan masuk di handphone-nya.
Setelah saling mengobrol satu sama lain lewat handphone akhirnya
mereka semakin dekat begitupun ketika di sekolah.
(Pada suatu hari ketika di sekolah, tepatnya pulang sekolah)
“Ra..” Ucap Sammy kepada Tira.
“Iya, Sam. Ada apa?” Tanya Tira.
“Jangan pulang dulu, aku mau ngomong sesuatu sama kamu.” Ujar Sammy
dengan nada serius.
“Ngomong apa, Sam?” Tukas Tira penasaran.
Tiba-tiba Sammy langsung menggandeng tangan Tira untuk masuk ke
dalam kelas.
(Di kelas)
“Tira..” Sapa Sammy dengan lembut.
“Iyaa.” Jawab Tira singkat.
“Ra, kamu mau enggak jadi pacar aku?” Ungkap Sammy sambil memegang
tangan Tira.
“Mmmm... gimana ya?” Jawab Tira menggantung. “Maaf aku gabisa,
Sam.” Tambah Tira dengan pelan.
“Kenapa, Ra?” Tanya Sammy dengan muka sedikit lesu dan sedih.
“Maksudnya.... Aku enggak bisa nolak.” Jawab Tira sambil tersenyum
menatap muka Sammy.
“Tiraa... Kamu Serius?” Jawab Sammy terkejut sedikit tidak percaya.
“Iyaa.. Aku serius Sammy.” Papar Tira kepada Sammy sambil tersenyum
manis.
“Makasih ya Tira, aku janji akan setia sama kamu.” Ucap Sammy
sambil mencium tangan kanan Tira.
“Iya, Sam. Aku percaya kok.” Timpal Tira dengan hati senang.
(Semakin hari hubungan Tira dan Sammy semakin dekat, hingga tiba pada
hari ulang tahun Tira ke 15 tahun, pada seminggu sebelum hari ulang tahun Tira,
Sammy menjauhi dan sedikit cuek kepada Tira)
“Ra, nanti sepulang sekolah ke rumahku yuk.” Ucap Adel kepada Tira.
“Memang mau apa, Del?” Tanya Tira kepada Adel.
“Main laah, memang kamu gamau main ke rumah aku.” Timpal Adel
dengan nada sedikit kesal.
“Enggak, bukannya gitu. Aku hanya sedang enggak enak hati hari ini,
Del. Sammy sikapnya aneh, Del akhir-akhir ini.” Papar Tira kepada Adel.
“Mungkin dia lagi banyak pikiran atau masalah, Ra. Sudahlah jangan
terlalu dipikirkan, mending kamu hilangin penat dengan main ke rumah aku nanti
siang, gimana?” Ajak Adel kepada Tira sembari menghibur Tira.
“Tapi Raa.... hari ini kan..” Ucap Tira kepada Adel, namun saat
Tira belum selesai ngomong, Adel langsung memotong pembicaraannya.
“Hm.. yaudah ya Ra, aku mau pulang dulu. Aku duluan ya.” Tukas Adel
dengan terburu-buru dan langsung meninggalkan Tira.
“Iya, Del. Hati-hati ya.” Jawab Tira.
(Siang harinya, Tira mengunjungi rumah Adel. Setibanya di rumah
Adel)
“Assalammualaikum, Adeeel.. Adeeel..” Panggil Tira sambil mengetuk
pintu rumah Adel yang nampak sepi bagai tak berpenghuni.
“Ih, Adel kemana sih? Katanya menyuruh aku ke rumahnya, tapi di
rumahnya enggak ada siapa-siapa.” Gerutu Tira dengan nada kesal. “Aku telpon
saja.” Ujar Tira sambil mengambil handphone di saku celananya.
“Duh, kok enggak dijawab sih.” Ucap Tira sambil memandangi layar
handphone-nya.
Namun Tira masih penasaran dan akhirnya membuka pintu rumah Adel.
Seketika lampu menyala dan ruang tamu Adel dihiasi banyak balon dan hiasan
indah.
“Happy Birthdaaaaaaaay..” Teriak semua yang ada di dalam ruang tamu
rumah Adelia.
Tira tidak menyangka bahwa dia akan diberi kejutan oleh semua teman
sekelasnya. Namun di dalam ruangan itu Tira seperti mencari-cari sosok yang ia
dambakan ada di situ.
“Hey.. kamu nyari apa sih?” Tanya Adel mengagetkan Tira.
“E..e..e.. Enggak kok, Del. Makasih ya kejutannya. Makasih
semuanya.” Ungkap Tira kepada semua temannya.
(Tiba-tiba)
“Hey.. selamat ulang tahun sayang.” Terdengar suara lembut di
telinga Tira sambil membawa Cake dan membuat Tira kaget.
Tira menoleh ke arah suara, “Sammy... aku kira kamu lupa sama hari
ulang tahun aku.” Ucap Tira manja kepada Sammy.
“Hehe.. mana mungkin aku lupa. Maafkan aku sudah membuatmu kesal
akhir-akhir ini, itu merupakan salah satu strategi kejutan hari ulang tahunmu.”
Papar Sammy sambil mencubit pipi Tira.
“Kamu ini...” Timpal Tira mencubit tangan kanan Sammy.
(Beberapa hari berlalu, Tira menangkap ada yang aneh dari sikap
Sammy, ya dia berubah drastis. Dia jarang memberi kabar dan kurang perhatian
lagi kepada Tira)
“Sam, ada apa dengan kamu? Kok sepertinya akhir-akhir ini kamu
berubah, sikap kamu aneh. Kamu jarang memberiku kabar, kamu enggak perhatian
lagi sama aku.” Tanya Tira dengan serius menatap Sammy.
“Ra.. sepertinya hubungan kita tidak bisa dilanjutkan lagi. Aku minta
maaf.” Ungkap Sammy sambil menunduk.
“Kenapa, Sam?” Tanya Tira dengan mata berkaca-kaca.
“Papaku pindah tugas ke luar kota, Ra. Dan aku ga bisa menjanjikan
aku akan kembali ke kota ini lagi. Jadi lebih baik kita putus saja. Sekali lagi
maafkan aku, Ra. Aku akan selalu mengingat kamu, kamu wanita pertama yang
mengisi hati aku. Jangan lupain aku ya, Ra.” Ungkap Sammy sambil mengusap air
mata di pipi Tira.
“Jika memang itu yang terbaik untuk kita, aku terima. Aku ga akan
lupain kamu, kamu juga jangan lupain aku ya.” Ucap Tira sambil terisak tak
mampu menahan tangisnya.
“Iya, Tira. Semoga kita bisa berjumpa lagi.” Timpal Sammy.
“Iya, Sam. Aku juga ingin fokus dulu ke masa depan dan cita-citaku.
Kalo kita jodoh, kita pasti bertemu lagi kok.” Jawab Tira sambil mencoba
meredam tangisnya.
“Iya, Tira. Aku sayang kamu.” Ucap Sammy sambil mencium kening Tira
dan memeluknya.
-Selesai-
Tidak ada komentar:
Posting Komentar